Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Monday, October 24, 2011

ALINEA


BAB I
PENDAHULUAN
Dalam manulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan dari banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti menyampaikan suatu gagasan atau pendapat tertentu yang harus disertai alasan ataupun bukti tertentu.
Menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus jelas, semua kalimat yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide, terdapat kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif (kalimat disusun dengan menggunakan kalimat efektif sesuai ide bisa disampaikan dengan tepat).
Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf yang benar dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka makalah ini disusun agar bisa menambah pengetahuan para pembaca tentang penggunaan paragraf yang baik.
.
Tujuan

Makalah ini disusun dengan judul "Alenia", dengan tujuan, agar kita sebagai mahasiswa pada umumnya dapat memahami, mengerti dan menguasai berbagai jenis alenia dan persyaratan sebuah alenia. Dengan memahami tentang alenia diharapkan mahasiswa bisa menggunakan atau membuat alenia dalam penulisan ilmiah dengan baik dan benar.


BAB II

ISI
 ALINEA

Pengertian Alenia

"Alenia atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat" (Lamuddin Finoza, 2004:149). "Alenia atau paragraph merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan" (Sabati Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan, 1988 :144). " Alenia tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau luas dari kalimat… merupakan himpunan dari kalimatyang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Gorys Keraf, 1979:62).


Syarat-Syarat Pembentukan Alenia Kesatuan

Yang dimaksud dengan kesatuan dalam alenia adalah semua kalimat yang membina alenia itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. Suatu alenia dikatakan memiliki suatu kesatuan apabila seluruh kalimat dalam alenia hanya membicarakan sati ide pokok, satu topik atau masalah. Semua kalimat terfokus pada topiknya dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.

Kepaduan atau Koherensi

Yang dimaksud dengan kepanduan atau koherensi adalah adanya kekompakan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alenia itu. Kepanduan atau koherensi dititik beratkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. Untuk memperoleh kepanduan yang baik dan mesra antara kalimat dalam sebuah alenia, perlu diperhatikan persyaratan :

Masalah kebahasaan atau unsure kebahasaan yang digambarkan dengan :

Repetisi atau pengulangan kata kunci
Kata ganti
Kata transisi atau ungkapan penghubung, dan
Paralelisme.
Perincian atau urutan alenia.


Menurut Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1988 :152) Ada satu lagi syarat-syarat pembentukan alenia yaitu, Kelengkapan.

Jenis Alenia

Alenia banyak ragamnya. Untuk membedakan alenia yang satu dari alenia yang lain berdasarkan kelompoknya, bagan di bawah ini dapat dijadikan pedoman.

Bagan 1.

Jenis Alenia

Jenis-Alenia menurut Posisi Kalimat Topiknya Berdasarkan posisi kalimat, alenia dapat dibedakan atas empat macam, yaitu (a) alenia deduktif, (b) alenia induktif, (c) alenia deduktif-induktif, dan (d) alenia penuh kalimat topic.

Alenia Deduktif
"Alenia deduktif yaitu alenia yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan alenia (urutan umum-khusus)" (lamudin Finoza, 2004 : 159).

Contoh Alenia Deduktif.

Diskusi kelompok sangat efektif ditetapkan untuk melatih berbicara. Siswa dapat meredam rasa malu jika mengemukakan pendapat, saran, atau pertanyaan kepada teman kelompoknya. Mereka akan terpancing berbicara untuk melakukan hal itu. Tanpa disadari, mereka melakukan interaksi dalam kelompok dengan topik yang terarah.
Alenia Induktif

"Alenia induktif yaitu alenia yang menganalisa penjelasan terlebih dahulu, barulah diakui dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum)" (Lamudin finoza, 2004 :159).

Contoh Alenia Induktif
Ular, buaya, cecak, dan sebagainya termasuk jenis binatang melata. Sebagaimanan jenis binatang lain, binatang-binatang tersebut memerlukan air. Begitu juga tumbuh-tumbuhan, misalnya bunga, kelapa, sawo, dan karet. Manusia juga sangat membutuhkan air. Manusia, tumbuh-tumbuhan, dan binatang sangat memerlukan air. (UAN 2001/2002)

Alenia Deduktif-Induktif

"Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir alenia, terbentuklah alenia campuran deduktif-induktif". (Lamudin Finoza, 2004:160).

Contoh Alenia Deduktif-Induktif.
Pemerintah menyadari bahwa rakyat indonesia memerlukan rumah muran, sehat dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidikibahan rumah yang murah tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian ahli. Bahan ini tahan api dan air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan sesorang. Usulan ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat dan kuat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.

Alenia Penuh Kelimat Topik
"Kalimat topic atau kalimat utama termuat dalam seluruh alenia. Dalam hal ini tidak terdapat kalimat yang khusus yang menjadi kalimat topic. Alenia semacam ini terutama dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif atau deduktif.


Contoh Alenia Deduktif-Induktif.

Pagi hari ini aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Didepanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku..

Jenis Alenia Menurut Sifat Isinya

Berdasarkan sifat isinya, alenia dapat digolongkan atas lima macam, yaitu (a) alenia Persuatif, (b) alenia argumentative, (c) alenia naratif, (d) alineia deskriptif, (e) alenia ekspositoris.
Alenia Persuatif

"Alenia persuatif, jika isi alenia mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca" (Lamuddin Finoza, 2004 :161). Paragraf persuatif berisi ajakan kepada pembaca dengan mengemukakan alas an, contoh, dan bukti supaya melakukan ajakan

penulis. Persuatif selalu bertujuan untuk membujuk orang lain, agar melakukan yang kita inginkan.

Menurut Nunung Yuli Eti, Anton Suparyanta, dan M.G. Hesti Puji Rastuti (2005:64), Metode dalam pembentukan alenia persuatif adalah :

Rasionalisasi
Identifikasi
sugesti
Komformitas
Kompensasi
Proyeksi
Penggantian.

Dan bentuk-bentuk dari paragraph persuatif adalah, propaganda, iklan dalam surat kabar, majalah, selebaran, dan kampanye lisan.

Contoh paragraph Persuasi:

MLM (Multi Level Marketing) merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Bisini ini biasanya brgerak dalam bidang penjualan suatu produk. Produk tersebut dapat berupa suplemen makanan hingga prosuk rumah tangga. Menjadi anggota MLM dapat dilakukan sebagai bisnis sampingan seseorang yang bergabung dalam bisnis tersebut harus pandai memperluan jaringan. Semakin luas jaringan yang diperoleh, semakin besar pula pemasukan yang akan diperoleh. Oleh karena itu, menjadi anggota bisnis MLM memberi keuntungan karena dapat menambah pendapatan. Karena bisnis ini sangat menjanjikan, mari ikut bergabung dalam bisnis MLM ini.

Alenia Argumentatif

"Alenia argumentative, jika isi alenia membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alas an yang mendukung" (Lamuddin Finoza, 2004:161). Agar dapat berargumentasi dengan baik, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1). Berfikir

2). Menjauhkan emosi dan subjektivitas

3). Mampu mencari, mengumpulkan, menilai dan memilih fakta yang sesuai dengan tujuan, serta menghubung-hubungkannya sehingga dapat ditarik kesimpulan yang sukar dibantah kebenarannya.

Bahan argumentasi yang berupa fakta, angka-angka, grafik, pendapat orang, dan sebagainya harus dikaji sungguh-sungguh sehingga dapat memperkuat argument yang dikemukakan.


Contoh alenia argurmentatif :

Menurut data lembaga Oceanologi Indonesia, 46% kondisi terumbu karang di Indonesia rusak berat, 14% kritis, 33% masih lumayan, dan hanya 17% yang kondisinya sangat bagus. Boleh disimpulkan, kerusakan gugusan karang di Indonesia saat ini sudah sangat parah dan mengenaskan.

Alenia Naratif

"Alenia naratif, jika isi alenia menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita" (Lamuddin Finoza, 2004:161). Pada alenia naratif, pengarang berusaha mengisahkan suatu peristiwa sehingga pembaca seolah-olah melihat dan mengalami sendiri peristiwa itu.

Contoh alenia naratif :

Matahari sudah mulai condong ke barat. Aku membuang puntung sigaretku yang kesekian. Kemudian aku berdiri dan menepuk debu celanaku.

"Engkau boleh senyum lega, Jon "kataku kepada makam, "Tati sudah kelas 3 sekarang. Dan aku berjalan menuruni bukit, disambut oleh bocah kecil yang lahir ketika Jon mati. Kepalanya bulat lucu. Dan ia tersenyum juga. Senyum teman yang penuh harapan.

Sumber : "Senyum" dalam Hujan Kepagian, karya Nugroho Notosusanto

Pola pengembangan Alenia naratif menurut Tim Penyusun (2004:35), dibagi menjadi dua, yaitu :
Pola Pengembangan Naratif dengan Titik Pandang

Titik pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagaimana sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan,

latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi maupun non fiksi kepada pembaca. Pada umumnya titik pandang dibedakan atas dua pola utama yaitu :
Titik Pandang (Sudut Pandang) orang pertama
Titik Pandang orang ketiga sebagai pengamat
Titik Pandang orang ketiga sebagai serba tahu
Titik Pandang campuran
Pola Pengembangan Naratif dengan Tehnik (Akibat) Dramatik.

Pengembangan alenia naratif dengan tehnik dramatic disusun mirip dengan pengembangan cerita pada drama. Dalam hal ini pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat, sikap, dan tingkah laku tokoh. Hal ini dilakukan agar pembaca menjadi penasaran terhadap karakter tokoh
cerita dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Alenia Deskriptif

"Alenia deskriptif, jika isi alenia melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa" (Lamuddin Finoza, 2004:161).

"Deskriptif merupakan jenis karangan yang isinya memberikan, melukiskan, atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman semua panca indera" (Tim Penyusun, 2004:35).


Alenia Deskriptif dapat dikembangkan dengan pola :
Pola Pengembangan Observasi
Pola Pengembangan Fokus
Pola Pengambangan Seleksi

Contoh alenia deskriptif :

Gadis itu sedang berjalan-jalan seorang diri di tepi pantai Parangtritis. Baju berwarna biru laut dan rok hitam bersulamkan benang sutera menambah keanggunannya. Wajahnya yang putih bersih berubah menjadi kemerah-merahan terkena sengatan matahari pada sore hari. Matanya bersinar-sinar sunset sore itu. Rambutnya yang panjang terjuntai kebelakang melambai-lambai tertiup angina pantai. Bentuk badannya yang bagus itu semakin molek dengan pakaiannya yang sederhana.

Alenia Ekspositoris

"Alenia ekspositas, jika isi alenia memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu" (Lamuddin Finoza, 2004:161).

"Paragraf eksposisi atau paparan ialah kerangan yang memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai ide atau keyakinan yang disertai dengan gambar, denah, fakta, atau yang lain agar pembaca lebih jelas" (Tim Penyusun, 2004:81).

Contoh alenia Ekspositoris :

Rumah temanku terbentuk limas an. Berukuran panjang 11 meter dan lebar 9 meter. Ruma dibangun diatas tanah seluas 33o m2. Atapnya bergenting biasa, dindingnya dibuat dari tembok, dan lantainya dari keramik. Rumah ini terdiri atas lima kamar dengan perincian kamar tamu, kamar keluarga, dan tiga kamar tidur, sedangkan kamar mandi, water closed, dan dapur berada di luar rumah pokok. Ketiga kamar ini dihubungkan oleh pintu dari kamar keluarga sehingga kelihatannya berada diluar. Tetapi berdampingan.

Jenis Alenia Menurut Fungsinya Dalam Karangan

Berdasarkan fungsinya, alenia dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu (a) alenia pembuka, (b) alenia pengembang, dan (c) alenia penutup.

Alenia Pembuka

Isi alenia pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan, alenia pembuka harus dapat difungsikan untuk:

Menghantarkan pokok pembicaraan;
Menarik minat dan perhatian pembaca;
Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.

Alenia Pengembang

Alenia ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan didalam alenia pembuka. Alenia pengembang berfungsi untuk :

Mengemukakan inti persoalan;
Memberi ilustrasi atau contoh;
Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada alenia berikutnya;
Meringkas alenia sebelumnya;
Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.

Alenia Penutup

Alenia penutup adalah alenia yang dimaksudkan untuk mengakhiri sebuah karangan. Penyajian
alenia penutup harus memperhatikan hal berikut ini. Sebagai bagian penutup, alenia ini tidak boleh terlalu panjang. Isi alenia harus berisi simpulan sementara atau akhir, sebagai cerminan inti seluruh uraian. Hendaknya alenia menimbulkan kesan yang dalam bagi pembacanya.


Pengembangan Alenia

Untuk mengembangkan sebuah alenia, baik untuk memperinci gagasan utama, maupun untuk mengurutkan perincian-perincian itu dengan teratur, dikembangkjan bermacam-macam metode pengembangan. Di bawah ini akan diuraikan beberapa metode pengembanghan sesuai dengan dasar pembentukan alenia tersebut.

Metode Definisi

Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsep istilah tertentu. Dalam membuat definisi kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan dalam teks definisi itu. Misal, membuat definisi kebudayaan tidak boleh sebagai berikut : "Yang dimaksud kebudayaan adalah kebudayaan …."

Metode Proses

Sebuah alenia dikatakan memakai metode proses apabila isis alenia menguraikan suatu proses. Untuk menyusun sebuah proses, pertama-tama penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh. Kedua, ia ahrus mengimbangi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Ketiga, penulis harus menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses dengan jelas.

Singkatnya prose situ menyangkut jawaban atau pertanyaan : Bagaimana mengerjakan hal itu ? Bagaimana bekerjanya ? Bagaimana barang itu disusun ? dan, Bagaimana hal itu terjadi?

Metode Contoh

Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk alenia. Harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang, tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengalaman sangat efektif untuk setiap pengarang.

Metode Sebab Akibat

Metode sebab-akibat atau akibat sebab (Kausalitas)_ dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkan. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas, dan dapat pula sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan.

Metode Umum-Khusus

Metode umum-khusus dan umum-khusus paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan alenia agar tampak teratur. Metode inilah paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan ekspositoris seperti artikel dalam media massa.

Metode Klasifikasi

Bila kita akan mengelompokkan benda-benda atau non benda yang memilikipersamaan cirri seperti sifat bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Setelah dikelompokkan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lain.

Pembentuk alenia

Dalam pembentukan paragraf yang baik terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu unsur kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.
Unsur kesatuan paragraf mengisyaratkan pada adanya persyaratan bahwa suatu paragraf hanya memilik,i satu topik, satu pikiran utama. Fungsi paragraf dalam hal ini adalah mengembangkan topik tersebut. Oleh karena itu, pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat unsur yang sama seklai tidak berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf akan menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif. Jadi, satu paragraf idealnya hanya berisi satu gagasan pokok satu topik. Semua kalimat dalam suatu paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut.
Berikut ini diberikan contoh paragraf, analisislah apakah memenuhi unsur kesatuan paragraf. Bila tidak memenuhi unsur kesatuan paragraf, berikan alasannya!
(1)   Dari hasil pengamatan terhadap percobaan yang telah dilakukan, terdapat dua kelompok fenomena yang mampu menjelaskan perbedaan antara larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

Pertama, larutan yang menimbulkan gelembung-gelembung gas pada elektroda dan yang kedua, ada larutan yang tidak menimbulkan gelembung-gelembung gas. Perbedaan penomena ini tidak mungkin disebabkan oleh konsentrasi larutan, juga tidak boleh kekuatan arus, karena konsentrasi larutan dibuat sama begitu juga kekuatan sumber arus juga sama (konsentrasi larutan dan kekuatan sumber arus merupakan variabel kontrol). Jenis zat terlarut diduga merupakan variabel bebas terhadap munculnya gelembung gas itu. Oleh karena itu,.........

Unsur kepaduan paragraf sering disebut dengan koherensi. Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang memiliki hubungan timbal balik. Paragraf yang padu akan membuat pembaca mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis. Urutan pikiran yang teratur dalam paragraf akan memperlihatkan adanya kepaduan. Bagaimana cara mengembangkan pikiran utama suatu paragraf dan bagaimana hubungan antara pikiran utama dengan pikiran penjelas dapat dilihat dari urutan perinciannya. Perincian dapat dilakukan secara alamiah (kronologis, spasial), dan logis (kausalitas, dedukasi, induksi) (lihat Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992, Soeparno, Haryadi, dan Suhardi, 2001).

Paragraf yang padu didukung oleh penggunaan unsur kebahasaan yang baik, yaitu adanya kohesi antar kalimat yang baik. Meski demikian, tidak berarti bahwa paragraf yang kohesif secara otomatis merupakan paragraf yang padu. Dalam tulisan hubung, kata ganti, repetisi.
Berikut ini diberikan contoh paragraf, analisalah unsur kepaduan paragraf. Tunjukan bagaimana pengorganisasian isi dan unsur kebahasaan sehingga paragraf ini dapat dinyatakan “status” kepaduannya.

(2)   Kota Jakarta merupakan ibu kota Negara Republik Indonesia. Presiden dan pusat pemerintahan berada di kota tersebut. Presiden Republik Indonesia sebagai pemimpin negara dan pemerintahan dipilih secara langsung oleh rakyat setelah UUD 1945 diamandemen. Masa jabatan presiden selama lima tahun, dan dapat dipilih lagi, paling banyak dua kali berturut-turut. Presiden pilihan rakyat secara langsung yang pertama kali akan menjabat pada periode 2004-2009.

Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang berwujud kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas haruslah menunjang kejellasan kalimat utama. Paragraf dinyatakan sebagai paragraf tidak lengkap jika tidak dikembangkan secara baik. oleh karena itu, unsur kelengkapan itu sering pula disebut pengembangan, bahkan ada yang menyebut perkembangan.

Kerangka Alenia

Paragraf diasumsikan berpotensi terdiri atas beberapa kalimat. Kalimat-kalimat tersebut haruslah dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi paragraf yang baik, yaitu paragraf yang memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Pendistribusian kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas haruslah menggunakan cara yang jelas sehingga dapat dirumuskan strukturnya.

Kalimat-kalimat dalam paragraf dapat dikategorikan menjadi (1) kalimat utama, dan (2) kalimat penjelas. Ada pula yang menambah satu lagi yaitu kalimat penegas (lihat Soeparno, 2001). Kalimat penegas pada hakikatnya sama dengan kalimat topik, hanya saja kalimat penjelas biasanya merupakan penyimpulan, sehingga tidak pernah terdapat pada awal paragraf. Struktur paragraf biasanya dikaitkan dengan pengurutan letak kalimat utama, dan kalimat-kalimat penjelas. Khusus paragraf naratif dan deskriptif tidak dapat ditemukan kalimat utama dan kalimat penjelas.

Atas dasar kategori kalimat dalam paragraf tersebut, secara garis besar struktur paragraf (selain paragraf narasi dan deskripsi) dapat dikategorisasikan menjadi tiga, yaitu:

(1) Kalimat utama pada awal paragraf dan diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas,

(2) Kalimat pada akhir paragraf dan didahului dengan kalimat-kalimat penjelas, serta

(3) Kaliat utama terdapat pada awal dan akhir paragraf, diselingi dengan kalimat-kalimat penjelas .

Pengembangan Alenia

Pengembangna paragraf yang pertama dapat dilihat dari sudut pandang teknik. Berdasarkan tekniknya pengembangan paragraf dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) pengembangan secara alamiah, dan (2) pengembangan secara logis.

Pengembangan Secara Alamiah

Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat kronologis. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan, dan diikuti oleh kalimat-kalimat yang mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan. Paragraf yang dikembangkan dengan cara ini tidak dijumpa adanya kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf naratif dan prosedural.
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang atau tempat membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah “ruangan”. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan suatu bagian (gagasan) yang terdapat pada posisi tertentu, dan diikuti oleh kalimat-kalimat lain yang mengungkapkan gagasan yang berada pada posisi yang lain. Pengungkapan gagasan dengan urutan ruang ini tidak boleh sembarangan, sebab cara yang demikian akan mengakibatkan pembaca mengalami kesulitan memahami pesan. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf deskriptif.


Pengembangan Secara Logis
Pengembangan paragraf secara logis maksudnya adalah pengembangan paragraf menggunakan pola pikir tertentu. Pengembangan paragraf secara logis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu klimaks-antiklimaks, dan umum-khusus.
Paragraf yang dikembangkan klimaks-antiklimaks dibagi menjadi dua, yang pertama klimaks, dan yang kedua antiklimaks. Pengembangan paragraf secara klimaks dilakukan dengan cara menyajikan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan, kemudian diakhiri dengan gagasan yang paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya. Sebaliknya, pengembangan paragraph secara antiklimaks dilakukan dengan terlebih dulu gagasan yang dianggap paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya, baru diikuti dengan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan, gagasan yang dianggap kurang penting atau rendah kedudukannya.
Pengembangan paragraf berdasarkan kriteria umum-khusus, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus, dan khusus ke umum. Paragraf yang dikembangkan secara umum ke khusus berupa paragraf yang dimulai dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama, kemudian diikuti dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian. Paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus ini biasa disebut dengan paragraf deduktif. Paragraf yang dikembangkan secara khusus ke umum berupa paragraf yang dimulai dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian, kemudian diikuti dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama. Paragraf yang dikembangkan dengan cara khusus ke umum ini biasa disebut dengan paragraf induktif. Pengembangan paragraf logis umum-khusus ini, baik dengan cara umum ke khusus (deduktif) maupun khusus ke umum (induktif), paling banyak diguankan, lebih-lebih dalam karya ilmiah karena karya ilmiah pada umumnya merup sintesis antara deduktif dan induktif.

Macam Alenia

Macam-macam alinea itu ada tiga yaitu :

1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.

2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.

3. Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.

Untuk menciptakan sebuah wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar para pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau karangan yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kemampuan menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan, memilih kata yang tepat, membuat kalimat efektif, belum sepenuhnya menjamin seseorang mampu menulis. Dalam menuangkan gagasan atau pikiran, kita dituntut mampu menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam satu kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis. Dalam tulis-menulis atau karangan-karangan, ikatan ini dilakukan dalam bentuk paragraph.


DAFTAR PUSTAKA

Gorys Keraf., Komposisi, Jakarta : Nusa Indah. 1979

Lamuddin Finoza., Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. DWASADASA SARANA BERSAMA. 2004

Nunung Yuli Eti, Anton Suparyanta, M.G. Hesti Puji Rastuti., Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 3 b. Klaten : PT. Intan Pariwara. 2004

Sabarti Akhadiah, Masdar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan., Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. 1998

Tim Penyusun. Bahasa Indonesia 3 a. Klaten : PT. Intan Pariwara. 2004

Tim Penyusun. Bahasa Indonesia 3 b. Klaten : PT. Intan Pariwara. 2004


http://susandi.wordpress.com/2010/02/09/paragraf/



0 comments:

Post a Comment