RAGAM BAHASA INDONESIA
Ragam bahasa
varian dari
sebuah bahasa menurut
pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai.
Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai
variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa
baku
itu sendiri . Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering
dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun
penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri
.
Sifat Ragam
Bahasa ilmu
1. Baku
2. Konotatif
3. Berkomunikasidenganpikiranbukanperasaan
4. Kohesif
5. Koheren
6. Mengutamakankalimatpasif
7. Konsisten
8. Logis
9. Efektif
10. Kuantitatif
Penjelasan
:
1.
Baku
Ragam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku,
yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku, yakni EYD, dan dalam ragam
lisan menggunakan ucapan yang baku, menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan
kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
Contoh:
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan
lain sebagainya, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia
bagian timur kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (tidak baku)
Perbaikan:
Karena kekurangan
modal, tenaga, dan lain-lain, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi
di Indonesia timur terpaksa kita serahkan kepada pengusaha asing. (baku).
2. Denotatif
Kata-kata dan istilah yang digunakan
haruslah bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda.
Contoh:
Sampai saat ini masyarakat desa
Bojongsoang belum memperoleh penerangan yang memadai. (tidak lugas)
Maksud kalimat diatas tidak jelas
karena kata penerangan mengandung makna ganda, yaitu informasi atau
listrik.
Perbaikan:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh informasi
yang memadai.
Atau:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh listrik
yang memadai.
3. Berkomunikasi
dengan pikiran daripada perasaan
Ragam bahasa ilmu lebih bersifat
tenang, jelas, tidak berlebih-lebihan atau hemat, dan tidak emosional.
Contoh:
Sebaiknya letak kampus tidak dekat
dengan pasar, stasiun, terminal, atau tempat-tempat ramai lain-lainnya, sebab
jika dekat dengan tempat-tempat ramai seperti itu kegiatan belajar akan mengalami
gangguan. (tidak efisien)
Perbaikan:
Sebaiknya letak kampus tidak berdekatan dengan tempat-tempat
yang ramai supaya kegiatan belajar tidak terganggu. (efisien).
4. Kohesif
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur, baik
dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga hubungan antara alinea yang satu
dengan alinea yang lainnya bersifat padu maka digunakan alat-alat penghubung,
seperti kata-kata penunjuk, dan kata-kata penghubung.
5. Koheren
Semua unsur pembentuk kalimat atau
alinea mendukung satu makna atau ide pokok.
6. Mengutamakan
Kalimat Pasif
Contoh:
Penulis melakukan penelitian ini
dilaboratorium.
Perbaikan:
Penelitian ini di lakukan dilaboratorium.
7.
Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya
dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga penggunaan kata
ganti diri.
8. Logis
Ide atau pesan yang
disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Contoh:
Alat itu basah kena bensin, tetapi
sebentar lagi juga akan menguap. (tidaklogis)
Perbaikan:
Alati tu basah kena bensin, tetapi
sebentar lagi bensin itu akan menguap.
9. Efektif
Ide yang
diungkapkan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik oleh penutur atau
oleh penulis, maupun oleh penyimak atau pembaca.
10. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada
kalimat dapat diukur secara pasti.
Contoh:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan
lubang yang cukup dalam.
Perbaikan:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang dengan
kedalaman satu meter.
Macam-macam ragam bahasa :
1. Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam
ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau
surat resmi.
2. Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila
pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah
statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
3. Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila
lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
4. Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
5. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan
melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan
dapat membantu pemahaman.
6.
Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam
suasana resmi.
7.
Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan
melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan
kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.
Bahasa lisan lebih
ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi
satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet
oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan
menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Bahasa isyarat
atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui
gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh
penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri.
0 comments:
Post a Comment